Dewan Pers Minta Media Tidak Paksa Ariel, Luna dan cut Tari Bicara

| Thursday, June 24, 2010

Jakarta Dewan Pers angkat bicara seputar permintaan perlindungan hukum dari pihak Ariel dan Luna Maya. Ketua Dewan Pers Bagir Manan pun meminta pada seluruh media untuk tidak memaksa Ariel, Luna dan Tari jika ketiganya tidak mau diwawancara.

"Jangan memaksa meminta keterangan pada mereka. Kita boleh bertanya tapi jangan sampai memaksa," ujar Bagir Manan, dalam jumpa pers di Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (25/6/2010).

Bagir pun meminta agar pers mematuhi kode etik jurnalistik dalam melakukan liputan Ariel, Luna dan Tari. Dewan Pers melihat, sudah ada pelanggaran kode etik jurnalistik yang dilakukan saat peliputan pada ketiga artis itu dilakukan.

Dalam jumpa pers tersebut, Ketua Pokja Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Dewan Pers, Agus Sudibyo, menambahkan soal pelanggaran kode etik yang dilakukan. Misalnya saja ditampilkannya potongan rekaman video porno Ariel di sejumlah infotainment.

Sedangkan pelanggaran kode etik jurnalistik yang dilakukan saat peliputan di antaranya memaksa nara sumber untuk bicara. "Dari tayangan berbagai stasiun televisi, peliputan itu terjadi pelanggaran kode etik dan prinsip perlindungan privacy. Cameraman dan beberapa media tampak melakukan tindakan mendorong dan memegang bagian tubuh sumber berita, membenturkan kamera ke bagian tubuh sumber berita dan menghalangi sumber untuk masuk ke mobil," urai Agus.

Dewan Pers berharap pelanggaran kode etik jurnalistik itu tidak lagi dilakukan. "Tidak ada kondisi apapun yang dapat digunakan sebagai pembenar akan pelanggaran kode etik jurnalistik," tegasnya.

0 comments:

Post a Comment